Rabu, 05 Februari 2025

Istilah Natal

   

   Natal merupakan hari raya bagi umat Kristiani dalam memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Namun jika dilihat dari kata Natal dalam bahasa Latin, berarti lahir. Sedangkan dalam kamus bahasa Inggris kata Natal sama dengan kata Christmas yang berarti hari untuk merayakan kelahiran Yesus.

Perayaan hari Natal biasanya dilakukan pada tanggal 25 Desember yang biasanya dilakukan di gereja. Pada perayaan Natal berlangsung, biasanya gereja-gereja dihias dan orang-orang saling bertukar kado.



Sejarah dan Tradisi Natal

Asal mula dari perayaan Natal merupakan hal yang berkaitan dengan kelahiran Yesus Kristus, meski tidak ada yang tahu kapan pasti Yesus lahir. Kelahiran Yesus dianggap sebagai peristiwa yang unik dan sakral. Hal tersebut karena Tuhan rela merendahkan dirinya menjadi sama seperti manusia.

Umat Kristiani mengakui bahwa perayaan Natal memang berasal dari sebuah tradisi yang dilakukan oleh bangsa Romawi. Dimana bangsa Romawi merayakan hari lahirnya Dewa Matahari setiap tanggal 25 Desember.


Sehingga hal tersebut membawa pengaruh yang besar bagi bangsa-bangsa lain untuk mengikuti tradisi bangsa Romawi. Peringatan hari Natal pada 336 SM pada kalender Romawi kuno di tanggal 25 Desember.


Sebagian orang-orang menghias rumah dan melakukan tukar kado serta bernyanyi bersama. Hal tersebut menjadi kebiasaan yang dilakukan pada hari Natal.


Pada akhir tahun 300 M agama kristen menjadi agama resmi kekaisaran Romawi dan pada tahun 1100 Natal menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa dengan Santo Nikolas sebagai lambang usaha saling memberi.


Kemudian di tahun 1800an terdapat kebiasaan baru yaitu menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada anak, saudara, dan teman serta keberadaan Santo Nikolas sebagai lambang usaha saling memberi juga digantikan dengan Santa Claus (Sinterklas) di Amerika Serikat.


Makna Natal

Natal yang diperingati setiap tanggal 25 Desember menjadi hal yang sangat penting bagi umat Kristiani. Dalam perayaan Natal, umat Kristiani dapat saling berbagi kasih sayang terhadap sesama.

Meskipun Natal cenderung dirayakan karena tradisi mendunia, Natal sendiri lebih berfokus pada ucapan syukur dengan khidmat kepada Allah yang telah rela merendahkan dirinya sama seperti manusia.

Dan kelahiran Yesus Kristus menjadi titik awal dalam misi Kristus yaitu dilahirkan atas Roh Kudus. Maka dari itu Natal juga sebagai suatu wujud pemberian kasih Allah kepada manusia.

Sumber : https://www.detik.com/jateng/budaya/d-7105872/mengenal-sejarah-natal-pengertian-tradisi-dan-makna-perayaannya/amp

Senin, 03 Februari 2025

Tradisi dan Ritual agama Khonghucu


Tradisi dan Ritual dalam Agama Khonghucu

Agama Khonghucu memiliki berbagai tradisi dan ritual yang menjadi bagian integral dari praktik keagamaan dan kehidupan sehari-hari para penganutnya. Tradisi dan ritual ini mencerminkan nilai-nilai inti ajaran Khonghucu seperti penghormatan kepada leluhur, keharmonisan keluarga, dan pengembangan diri. Berikut adalah penjelasan rinci tentang beberapa tradisi dan ritual penting dalam agama Khonghucu:


1. Penghormatan Leluhur (Xiao)

Deskripsi: Penghormatan kepada leluhur adalah salah satu aspek paling fundamental dalam tradisi Khonghucu.


Praktik: Memelihara altar leluhur di rumah. Mempersembahkan makanan, minuman, dan dupa kepada leluhur secara rutin.

Melakukan upacara khusus pada hari-hari penting seperti hari kematian leluhur.

Ziarah ke makam leluhur, terutama saat festival Qingming.

2. Upacara Pernikahan

Deskripsi: Pernikahan dalam tradisi Khonghucu dianggap sebagai penyatuan dua keluarga, bukan hanya dua individu.


Ritual:Pertukaran hadiah antara keluarga pengantin.

Penghormatan kepada Tian (Langit) dan leluhur kedua keluarga.

Upacara tea ceremony di mana pengantin menyajikan teh kepada orang tua dan tetua keluarga.

Pengantin mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang melambangkan keberuntungan.

. Ritual Kelahiran

Deskripsi: Kelahiran anak dianggap sebagai berkat dan kelanjutan garis keluarga.


Praktik:


Upacara pemberian nama (Mingming) yang biasanya dilakukan satu bulan setelah kelahiran.

Persembahan kepada leluhur untuk memohon perlindungan bagi bayi.

Pemberian hadiah merah (Hong Bao) kepada bayi sebagai simbol keberuntungan.

Perayaan "Manyue" atau "bulan penuh" saat bayi berusia satu bulan.

4. Upacara Kematian

Deskripsi: Upacara kematian dalam tradisi Khonghucu sangat kompleks dan penuh makna.


Ritual:


Pemandian jenazah dan penggunaan pakaian khusus.

Peletakan uang kertas dan barang-barang miniatur untuk digunakan di alam baka.

Periode berkabung yang bisa berlangsung hingga tiga tahun untuk anak yang kehilangan orang tua.

Upacara pemakaman yang melibatkan pembacaan doa dan persembahan.

5. Ritual Sembahyang

Deskripsi: Sembahyang adalah cara utama bagi penganut Khonghucu untuk berkomunikasi dengan Tian (Langit) dan leluhur.


Praktik:


Penggunaan dupa dan lilin dalam ritual sembahyang.

Persembahan makanan dan minuman di altar.

Pembacaan doa dan mantra khusus.

Sembahyang rutin pada tanggal 1 dan 15 penanggalan lunar.

6. Perayaan Hari Raya

Deskripsi: Perayaan hari raya dalam Khonghucu sering kali berkaitan dengan siklus alam dan peristiwa penting dalam sejarah.


Contoh Perayaan:Tahun Baru Imlek: Pembersihan rumah, makan malam keluarga besar, dan pertukaran angpao.

Festival Qingming: Ziarah ke makam leluhur dan membersihkan area pemakaman.

Festival Perahu Naga: Lomba perahu naga dan makan zongzi (kue beras).

Festival Pertengahan Musim Gugur: Makan kue bulan dan menikmati pemandangan bulan purnama.


7.Ritual Pendidikan dan Pembelajaran

Deskripsi: Pendidikan sangat dihargai dalam tradisi Khonghucu dan sering melibatkan ritual khusus.


Praktik:


Upacara penghormatan kepada Konfusius sebelum memulai studi.

Ritual khusus saat memasuki sekolah atau universitas.

Tradisi menghafal dan merenungkan ajaran-ajaran klasik Konfusian.

Upacara kelulusan yang melibatkan penghormatan kepada guru dan leluhur.

8. Ritual Pemerintahan

Deskripsi: Meskipun tidak lagi dipraktikkan secara luas, ritual pemerintahan memiliki akar yang dalam dalam tradisi Khonghucu.


Contoh Historis:


Upacara penobatan kaisar yang melibatkan ritual kepada Tian.

Ritual tahunan di Altar Langit di Beijing untuk memohon panen yang baik.

Ujian negara yang didasarkan pada pengetahuan tentang klasik Konfusian.

9. Praktik Meditasi dan Kultivasi Diri

Deskripsi: Meskipun tidak sekental dalam tradisi Buddha atau Tao, Khonghucu juga memiliki praktik meditasi dan kultivasi diri.


Praktik:


Meditasi diam (Jing Zuo) untuk menenangkan pikiran dan mencapai keselarasan.

Praktik menulis kaligrafi sebagai bentuk meditasi dan pengembangan karakter.

Studi mendalam tentang teks-teks klasik untuk kultivasi moral.

Praktik "rectification of names" (Zheng Ming) untuk memahami peran dan tanggung jawab seseorang dalam masyarakat.

10. Ritual Musiman dan Pertanian

Deskripsi: Banyak ritual dalam Khonghucu berkaitan erat dengan siklus pertanian dan perubahan musim.


Praktik:

Upacara memohon hujan saat musim kemarau.

Ritual ucapan syukur saat panen.

Perayaan musiman seperti Festival Musim Semi dan Festival Musim Gugur.

Praktik fengshui dalam menentukan lokasi rumah atau makam yang selaras dengan alam.

Tradisi dan ritual dalam agama Khonghucu mencerminkan filosofi yang menekankan keharmonisan antara manusia, alam, dan kosmos. Mereka berfungsi tidak hanya sebagai praktik keagamaan, tetapi juga sebagai cara untuk memperkuat ikatan keluarga, memelihara nilai-nilai moral, dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Meskipun beberapa praktik mungkin telah berevolusi atau disesuaikan dengan konteks modern, esensi dan nilai-nilai yang mendasarinya tetap menjadi bagian integral dari identitas dan kehidup

an sehari-hari penganut Khonghucu.


Sumber : https://www.liputan6.com/feeds/read/5813468/ciri-khas-agama-khonghucu-ajaran-tradisi-dan-perkembangannya-di-indonesia?page=8


Makna hari raya Nyepi

 

   Hari Raya Nyepi dapat diartikan sebagai hari penyucian diri manusia dan alam. Hari Raya Nyepi merupakan perayaan atas tahun baru Saka dalam kalender Saka yang digunakan umat Hindu sebagai acuan penanggalan. Melalui Nyepi, umat Hindu khususnya warga Bali menggelar serangkaian upacara adat. Hari raya nyepi pun menjadi syarat bagi umat Hindu dalam menyambut tahun baru Saka. Saat hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali berupaya menahan hasrat untuk tidak keluar rumah, bekerja, menghidupkan perapian, ataupun mengujarkan kalimat-kalimat tertentu. Pengendalian diri tersebut dilakukan dengan Catur Brata Penyepian. Dengan begitu umat Hindu dapat khusuk ketika mengevaluasi diri, meditasi, dan shamadi dalam keheningan. Tahapan pelaksanaan Hari Raya Nyepi tentunya menyimpan arti masing-masing. Mulai dari upacara Melasti, Mecaru, Pengerupukan, Nyepi hingga Ngembak Geni, upacara ini dilakukan dengan ritual yang khas. Adapun upacara pertama yang harus dilakukan yaitu upacara Melasti. Upacara Melasti dilaksanakan sebelum Hari Raya Nyepi tiba. Segala peralatan persembahyangan atau pretima di Pura disucikan di laut atau sungai. Bagi umat Hindu, laut diyakini sebagai sumber Tirtha Amertha. Melasti atau melelasti berarti menghanyutkan kotoran alam dengan air kehidupan. Kemudian, dilanjutkan dengan upacara Tawur atau mecaru. Upacara ini merupakan penyucian (Bhuta Kala), membasmi segala kotoran yang dilangsungkan di tiap-tiap rumah, desa, dan wilayah lainnya. Pelaksanaan Mecaru jatuh pada hari Tilem Sasih Kesange, satu hari sebelum Nyepi. Selanjutnya yaitu ada upacara Pengerupukan. Pengerupukan bermakna mengusir para Bhuta Kala dari pekarangan rumah dan lingkungan sekitar. Upacara ini diadakan setelah Mecaru, yakni dengan menabur nasi tawur, mengobori sekitaran, menyeburi rumah dengan Mesiu, dan juga membunyikan benda-benda supaya menimbulkan suara. Hari Raya Nyepi dapat diartikan sebagai hari penyucian diri manusia dan alam. Dengan kata lain, Nyepi bertujuan untuk membuang kotoran dan keburukan yang lalu agar siap menghadapi rintangan di tahun yang baru. Saat nyepi, berbagai larangan beraktivitas diberlakukan. Dengan suasana yang hening, umat Hindu dapat melakukan perenungan dengan khidmat. Tahapan akhir Hari Raya Nyepi ini dapat dimaknai sebagai ajang pengakuan dan pengikhlasan (Ngembak Geni). Artinya, sebagai manusia hendaknya mengakui kesalahan dan meminta atau memberikan maaf kepada sesame. Usai Nyepi, umat Hindu biasanya saling mengunjungi dan menjalankan tradisi maaf-maafan. Perayaan Hari Raya Nyepi memberikan pemahaman akan pentingnya toleransi dalam kehidupan umat manusia. Arti Hari Raya Nyepi lekat dengan kehidupan. Melakukan perenungan diri merupakan salah satu proses untuk memperoleh kesiapan hidup di tahun yang baru.


Sumber: https://tirto.id/apa-arti-hari-raya-nyepi-bagi-umat-hindu-di-bali-ga9s 

Rabu, 29 Januari 2025

Isra mi'raj

 


  Isra Mi'raj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Sebab, pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.


Isra Mi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.


Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah ra meninggal pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi'raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi'raj.


Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul. Peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW.


John Renerd dalam buku ”In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,” seperti pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Mi’raj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi’raj, menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.


Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.


Inilah perjalanan yang amat didambakan setiap pengamal tasawuf. Sedangkan menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.


Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari salat yang dijalankan umat Islam sehari-hari. Dalam artian, salat adalah mi’raj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.


Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, Nabi mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.


Ada beberapa pertanyaan mengenai peristiwa Isra' Mi'raj. Salah satunya, mengapa dalam peristiwa itu Rasul diperjalankan ke Masjidil Aqsa? Kenapa tidak langsung saja ke langit? Paling tidak ada beberapa hal hikmahnya.


Pertama, Bahwa Nabi Muhammad adalah satu-satunya Nabi dari golongan Ibrahim AS yang berasal dari Ismail AS, sedangkan Nabi lainnya adalah berasal dari Ishaq AS. Hikmah lainnya adalah, bahwa Nabi Muhammad berdakwah di Makkah, sedangkan Nabi yang lain berdakwah di sekitar Palestina. Kalau dibiarkan saja, orang lain akan menuduh Muhammad SAW sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan "golongan" Ibrahim dan merupakan sempalan. Bagi kita sebagai muslim, tidaklah melihat orang itu dari asal usulnya, tapi dari ajarannya.


Kedua, Allah ingin memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi SAW. Pada Al Qur'an surat An Najm ayat 12, terdapat kata "Yaro" dalam bahasa Arab yang artinya "menyaksikan langsung". Berbeda dengan kata "Syahida", yang berarti menyaksikan tapi tidak mesti secara langsung.


Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya itu secara langsung, karena pada saat itu da'wah Nabi sedang pada masa sulit, penuh duka cita. Oleh karena itulah pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad juga dipertemukan dengan para nabi sebelumnya, agar Muhammad SAW juga bisa melihat bahwa mereka pun mengalami masa-masa sulit, sehingga Nabi SAW bertambah motivasi dan semangatnya. Hal ini juga merupakan pelajaran bagi kita yang mengaku sebagai da'i, bahwa dalam kesulitan dakwah itu bukan berarti Allah tidak mendengar.


Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.


Dari ajaran langit tersebut, terdapat nilai-nilai signifikan bagi sebuah kepemimpinan. Pertama, sebagaimana tercermin dari ayat yang mengemukakan peristiwa Isra' Mi'raj, yang dimulai dengan ''tasbih'', juga peristiwa pembersihan dada Nabi dengan air zamzam ditambah dengan wudlu, maka dalam sebuah kepemimpinan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjaga integritas moral. Dalam konteks keindonesiaan, hal ini dapat diwujudkan dengan reformasi moral (revolusi mental) yang dimulai dari tingkat aparaturnya.


Kedua, selain integritas moral (akhlaqul karimah), yang tidak kalah pentingnya adalah belajar kepada sejarah. Ia bisa berupa nilai-nilai yang berkenaan dengan masa lampau, dapat pula berupa pengalaman dari orang per-orang yang pernah menjalankan sebuah kepemimpinan. Dengan demikian kontinuitas kesejarahan dapat terus dipertahankan dan dikembangkan. Dalam ungkapan kaidah fiqh, ''Memelihara nilai lama yang baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik'' (Al-muhafazah 'ala al-qadim al-shalih wa al-akhzu bi al-jadid al-ashlah).


Ketiga, dengan integritas moral serta nilai-nilai kesejahteraan itu, diharapkan sebuah kepemimpinan dapat berjalan dengan benar dan tidak mudah terpincut godaan, sebagaimana teladan Nabi ketika melakukan Mi'raj-nya. Kepemimpinan yang demikian hanya dimungkinkan, manakala seluruh aparaturnya tegak lurus dalam melaksanakan keadilan (al-'adallah), dengan didasari oleh nilai-nilai persamaan di muka hukum (al- musawwah). Hal ini pun akan dapat berjalan baik, manakala aparatur tersebut bersikap konsisten dan disiplin (istiqamah), dapat dipercaya (amanah) serta mau merundingkan segala persoalan -- yang menyangkut kepemimpinan - secara bersama (musyawarah). Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan, yakni jangan sampai ia berlagak atau bersikap sok pintar atau merasa paling tahu terhadap semua urusan (tanatthu'). Terhadap yang dipimpin jangan sampai mempersulit (tasydid), dan kebijakannya tidak melewati batas kemampuan yang ada (ghuluw), baik bagi yang dipimpin atau pun sang pemimpin itu sendiri.


Keempat, hendaknya kebijakan seorang pemimpin membumi kepada hati dan kebutuhan (rakyat) yang dipimpinnya. Dalam peristiwa Isra' Mi'raj, hal itu telah diteladankan Nabi saw, ketika beliau sudi kembali (turun) ke bumi setelah bertemu Allah. Padahal pertemuan dengan Allah-lah cita-cita dan tujuan umat manusia, terlebih kaum sufi (para ''pencari Tuhan''). Kembalinya Rasulullah ini dimaksudkan untuk menyelamatkan nasib umat manusia (rahmatan lil'alamin). Maka dalam konteks ini, kebijakan yang membumi, mutlak diperlukan. Sebagaimana kaidah fiqh yang mengatakan, ''Kebijakan pemimpin itu akan senantiasa berlandaskan pada kemaslahatan untuk rakyat'' (Tasharrufu al-imam 'ala ar-raiyyah manutun bi al-mashlahah).


Kelima, amanat Rasulullah saw untuk menegakkan salat, pada dasarnya merupakan suatu simbolisme yang mengajarkan prinsip kepemimpinan, yakni pola hubungan antara hamba (manusia) kepada Tuhannya dan antara manusia dengan sesamanya. Dalam ajaran salat, seseorang yang hendak melaksanakannya, diwajibkan terlebih dahulu berwudlu atau dalam keadaan suci. Pelaksanaan salat itu sendiri, dimulai dengan mengagungkan Asma Allah (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan doa keselamatan bagi segenap umat manusia (salam).

sumber:https://kemenag.go.id/opini/membumikan-makna-isra-mirsquoraj-

Nabawi mosque



    Masjid Nabawi adalah sebuah masjid di kota Madinah, Arab Saudi. Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun dalam sejarah Islam dan menjadi masjid terbesar kedua di dunia. Masjid ini dianggap sebagai tempat suci oleh umat Islam selain Masjidil Haram di Makkah.


Masjid Nabawi diyakini dulunya adalah rumah tempat tinggal Nabi Muhammad setelah hijrah ke Madinah di tahun 622 Masehi. Bangunan awalnya dibangun tanpa diberi atap.

Awalnya Masjid Nabawi juga digunakan sebagai tempat acara sosial seperti pertemuan masyarakat dan digunakan sebagai sekolah agama (madrasah). Seiring pergantian penguasa di Madinah, pembangunan masjid pun terus dilakukan. Pada tahun 1909, area di Masjid Nabawi menjadi salah satu yang terang di Jazirah Arab karena telah menerima pasokan listrik. Masjid ini diawasi dan dijaga oleh Penjaga Dua Tanah Suci. Masjid Nabawi berada di tengah kota Madinah dan dekat dengan beberapa hotel beserta pasar di sekelilingnya. Masjid Nabawi menjadi destinasi utama para jemaah haji dan umrah. Makam Nabi Muhammad yang berada di sekitar komplek masjid juga sering dikunjungi oleh para jemaah yang datang ke Madinah.


Setelah perluasan besar-besaran di bawah Kekhalifahan Umayyah Al-Walid I, dibuat tempat di atas peristirahatan terakhir Nabi Muhammad beserta dua Khulafaur Rasyidin Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Salah satu fitur terkenal Masjid Nabawi adalah Kubah Hijau yang berada di tenggara masjid, yang dulunya merupakan rumah Aisyah, dimana kuburan Nabi Muhammad berada. Pada tahun 1279, sebuah penutup yang terbuat dari kayu dibangun dan direnovasi sedikitnya dua kali yakni pada abad ke-15 dan pada 1817. Kubah yang ada saat ini dibangun pada 1818 oleh Sultan Utsmaniyah Mahmud II, dan dicat hijau pada 1837, sejak saat itulah kubah tersebut dikenal sebagai "Kubah Hijau".


sumber:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masjid_Nabawi

Kitab suci agama Islam

 

   Al-Qur'an adalah kitab suci agama Islam yang, menurut kepercayaan umat Muslim, diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi terakhir Islam yaitu nabi Muhammad Saw, melalui Malaikat Jibril. Kitab ini terbagi ke dalam 114 surah (bab), dan setiap surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat. Selain memiliki makna keagamaan, karya ini secara luas dianggap sebagai karya terbaik dalam sastra Arab dan telah memengaruhi bahasa Arab secara signifikan.


Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan langsung oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari, atau rata-rata selama 23 tahun, dimulai sejak tanggal 17 Ramadan, Umat Muslim menghormati Al-Qur'an sebagai sebuah mukjizat terbesar dari nabi Muhammad, sebagai salah satu tanda dari kenabian, dan merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu) yang diturunkan oleh Allah SWT sejak nabi Adam dan diakhiri dengan nabi Muhammad . Kata "Quran" disebutkan sebanyak 70 kali di dalam Al-Qur'an itu sendiri.


Menurut ahli sejarah,beberapa sahabat Nabi memiliki tanggung jawab menuliskan kembali wahyu Tuhan berdasarkan apa yang telah sahabat lain hafalkan. Setelah kematian nabi Muhammad Saw, para sahabat segera menyusun dan menuliskan kembali hafalan wahyu mereka. Penyusunan kembali Al-Qur'an ini diprakarsai oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq atas usulan dari Umar bin Khattab dengan persetujuan para sahabat senior.


Al-Qur’an telah menjelaskan sendiri bahwasanya isi dari Al-Qur’an itu adalah sebuah petunjuk, terkadang juga dapat berisi cerita mengenai kisah bersejarah, dan menekankan pentingnya nilai-nilai moral. Al-Qur’an juga digunakan bersama dengan hadis untuk menentukan hukum Syari'ah dan yurisprudensi Islam (fiqih). Saat akan melaksanakan Salat, Al-Qur’an dibaca hanya dalam bahasa Arab saja. Beberapa pakar Barat pun ada yang mengapresiasi Al-Qur’an sebagai sebuah karya sastra bahasa Arab terbaik di dunia.


sumber:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al-Qur'an

Apa itu Maulid nabi

 



   Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan yang dirayakan umat Islam setiap 12 Rabiul Awal, bulan ketiga dalam kalender Hijriah. Peringatan ini merujuk pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang lahir di kota Makkah pada tahun gajah, tepatnya tahun 570 Masehi.

Maulid Nabi Muhammad SAW biasanya diisi dengan berbagai acara keagamaan, seperti pembacaan sholawat, ceramah, dan kegiatan sosial, yang bertujuan untuk mengenang kelahiran serta perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam.

Di Indonesia, maulid Nabi Muhammad SAW menjadi tradisi besar yang dirayakan dengan penuh kemeriahan di berbagai daerah. Selain mempererat tali persaudaraan antar umat, maulid Nabi Muhammad SAW juga menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan kecintaan kepada Rasulullah SAW.


sumber:https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7541942/apa-itu-maulid-nabi-muhammad-ini-sejarah-hingga-tujuannya

Istilah Natal

       Natal merupakan hari raya bagi umat Kristiani dalam memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Namun jika dilihat dari kata Natal dal...